MENTAL BAJA DALAM TUHAN VERSUS MENTAL BAJA YANG DIPENGARUHI BUDAYA SETEMPAT

Sebuah firman Tuhan yang membuat hidup kita sadar dan kuat dalam melakukan dan mengambil keputusan yang sah dan tidak menyimpang dari ajaran Kristus.
 
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Filipi 4 : 13)"
 
Orang Jepang mempunyai sifat tersembunyi, yaitu tak tahan malu. Seperti pepatah yang mengatakan, “lebih baik mati berkalangkan tanah daripada hidup bercermin bangkai”. Itu sebabnya, ketika mereka mengalami kegagalan, kekalahan ataupun sesuatu yang memalukan, tak segan-segan mereka melakukan hara-kiri (bunuh diri dengan cara menyobek perut dengan pisau/pedang atau samurai). Tindakan ini adalah suatu tindakan yang langsung membawa pelakunya ke neraka. Tentunya hal ini jangan pernah kita contoh.

Memang mental kuat dan fisik yang kuat sangat dibutuhkan setiap anak-anak Tuhan dalam hidupnya, bukan tidak diindahkan namun sebagai anak-anak Tuhan harus berpikir bahwa kita sudah ditebus oleh Sang Penebus yaitu Yesus Kristus artinya segala rasa malu dan harga diri kita sudah ditanggung oleh Tuhan Yesus di kayu salib yaitu kayu yang menjadi saksi sejarah bahwa seluruh umat manusia sudah terbebas dari belenggu yang mengingkat baik budaya, tradisi, kebiasaan maupun aturan bahkan dogma setiap suku di dunia yang sifatnya bertentangan dengan Allag sudah disempurnakan oleh Allah. Jadi sebagai anak Tuhan, orang percaya sangat konyol bila melakukan hal-hal konyol hanya karena dikatakan bermental baja.
 
Tradisi suatu suku bangsa tidak boleh melebihi atau lebih besar dari tradisi atau budaya Allah dalam kehidupan setiap suku di dunia, jangan karena doktrin atau ajaran nenek moyang yang sangat dihormati yang sifatnya sakral di masa lalu akhirnya melebihi atau melampui batas.

Tapi juga ada hal lain yang sangat indah kita pelajari dari orang Jepang, yaitu mereka pantang menyerah dan pantang menjadi pengemis. Oleh karenya orang Jepang sangat terkenal sebagai bangsa yang ulet dalam bekerja, sehingga kita bisa melihat bagaimana bangsa tersebut bisa mengalami kemajuan yang laur biasa dan menjadi pelopor dibanyak bidang. Dalam menghadapi kesusahan, apapun wujudnya, jangan pernah menyerah, memiliki mental baja dan pantang mundur. Demikian pula kalau kita hidup dalam kekurangan, janganlah kita menjadi peminta-minta, tapi bekerjalah dengan giat, jangan males tetapi berkaca/belajar dari semut-semut yang kecil. Sebab selalu ada rejeki bagi orang yang mau rajin bekerja.

APA KELUHAN ANDA DALAM HIDUP, MARI BERTEGUR SAPA DAN TANYA JAWAB
TERIMAKASHI, TUHAN YESUS MEMBERKATI

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »