MENCINTAI KEKAYAAN ADALAH SIA-SIA MENURUT FIRMAN TUHAN ( PENGKOTBAH 5 : 9 )

“Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia.” 
(Penghotbah 5:9)
Uang atau Kekayaan itu mamo bila kita takut kehilangan atau cenderung lebih mengutamakan uang atau kekayaan dari pada Tuhan.

Kekayaan dan Uang itu hanyalah titipan Allah yang Dia percayakan atas kita, dan kita harus menghargai berkat Tuhan serta menghormatiNya. Kita hanya pengelola bukan pemilik atas harta kita. Bila kita kaya dengan harta yang bergelimpah itu tidak salah asalkan kita bisa bersyukur, mempersembahkan kembali kepada Tuhan, menjadi berkat bagi keluarga, lingkungan, anak-anak yatim piatu, janda dan sebagianya. 

Sia-siap kekayaan bila tidak ada Allah sebagai penguasa dan memimpinya karena kekayaan itu hanya sebagian kecil dari berkat-berkat yang Tuhan taruh dalam hidup kita, yaitu ketika kita sehat dan bersyukur setiap saat kepadaNya itu sudah melebihi harta. Tuhan tidak tanya ketikan dia datang kedua kalinya ke bumi; berapa harta anda di bumi, atau anda harus bayar tiket sekian miliar untuk bayar Tuhan, tidak demikian ! Tuhan maha adil dan bijaksana, Dia tidak mengukur hidup kita dengan uang yang berkelimpahan melaikan kesetiaan, ketekunan, pelayanan yang mulia dan mau menjadi abdiNya.

Seorang kaisar yang bernama Charlemagne ketika ia meninggal, jenazahnya di makamkan dalam taman makam raja-raja di Aix-la-chapelle, perancis. Jenazah kaisar di dudukan pada kursi penobatan yang terbuat dari batu pualam yang di letakkan pada ruangan kecil di bawah lantai kuburan itu. Sang kaisar mengenahkan jubah kerajaan, bermahkotakan mahkota yang berhias permata-permata indah, tangan kirinya memegang tongkat kebesarannya dan tangan kanan di letakkan pada alkitab yang terbuka di atas pangkuannya. Selama berabad-abad makam itu segel, hingga suatu kali makam tersebut di buka; apa yang terlihat ?

Tongkat kerajaan telah terlepas dan jatuh ke bawah, demikian pula mahkota sudah terjatuh ke lantai, jugah kerajaan yang aduhai telah berubah menjadi hancuran debu. Namun anehnya, alkitab itu masih utuh, dan tulang jari sang kaisar menunjukka pada sebuah ayat yang tertera pada alkitab itu. Yaitu: 

“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tapi kehilangan nyawanya ?”

Pekerjaan atau uang sangat penting. Kita di dunia sangat membutuhkannya, hal itu tak dapat di sangkali, sebab tidak ada sesuatu didunia ini yang gratis. Namun ada hal-hal yang harus pula kita ingt ialah, uang penting (pekerjaan penting) tapib janganlah uang/pekerjaan itu menjadi segalanya bagi kita, sehingga semua waktu kita tersita hanya oleh hal-hal yang sifatnya duniawi. Kita juga harus memberikan waktu untuk datang mencari dan beribadah kepada Tuhan, memang hari minggu kita sudah datang di kebaktian, tetapi itu saja tidak cukup. Sebab kita membutuhkan hubungan yang lebih intim lagi baik dengan Tuhan supaya janganlah kita menjadi orang yang “tidak tahu berterima kasih” kepada Tuhan kita. Kembalilah untuk giat mencari Tuhan dan melayaniNya. Ingat waktunya sudah dekat, apa gunanya kita memperoleh seluruh isi dunia ini kalaupun jiwa kita binasa ?
 
"SAYA DAN SUADARA ADALAH SATU TUBUH DALAM KRISTUS, UNTUK ITU MARILAH KITA SALING TERHUBUNG DALAM SEGALA SITUASI, SALING MENGUATKAN DAN SALING BERBAGI"
"TUHAN YESUS MEMBERKATI"

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »