“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23)
Pada suatu siang yang sangat terik, seekor keledai asik makan rumput ketika tiba-tiba dilihatnya seekor semut sedang sibuk menarik seutas jerami yang panjangnya kira-kira 10 kali dari semut tersebut. Si keledai terheran-heran melihat semut yang mau bekerja keras seperti itu. Katanya “hai semut, sibuknya engkau bekerja dengan beban yang jauh lebih besar dari tubuhmu. Aku heran engkau mau-mau saja melakukannya, padahal aku dibebani satu karung saja sudah sangat berat dan sulit bergerak.” Si semut menjawab “rahasianya mudah sekali kawan, kalau aku bekerja untuk diri aku sendiri. Jadi seberapapun berat dan sulitnya itu tak jadi masalah dan membuat aku berlambat-lambat. Sedangkan kamu kamu terang saja karena kamu bekerja bukan untuk dirimu sendiri, tapi untuk majikanmu, maka seringan dan semudah apapun bebanmu dan pekerjaanmu, tetap engkau akan merasa berat dan males untuk mengerjakannya.”
Sebagai anak Tuhan, seharunya tidak boleh mengeluh dalam situasi yang dipecayakan Tuhan kepada kita hari ini untuk bisa kita hidup. Apa yang mampu kita lakukan itu adalah karena Tuhan sudah tahu bahwa kita mampu. Selain kita mampu melakukannya, sebesar apapun beban masalah, jangan pernah berlaku sepeti si keledai di atas.
Pernahkah terpikir pada kita bahwa kita seringkali seperti keledai tersebut ? kita rajin dan ulet serta berani berjang bekerja keras kalau itu menyangkut kebutuhan dan pekerjaan kita pribadi. Tetapi ketika kita melani Tuhan dan melakukan pekerjaanNya atau untuk “NYA”, kita menjadi males, tidak berdedikasi, ogah-ogahan dan tidak dengan sepenuh hati. Padahal, ia adalah majikan yang memberikan kita nafas kehidupan dan segala sesuatu dalam hidup kita ini, tapi seringkali kita tidak melakukan hal yang terbaik bagiNya.
Kiranya cerita di atas dapat menjadi sentila bagi kita, teristimewa hamba-hamba Tuhan, marilah kita layani dia DIA dengan penuh dedikasi, semangat yang tinggi dengan terbaikyang dapat kita lakukan. Sepenuh hati, segenap kekuatan dan segenap akal budi kita.
TUHAN YESUS MEMBERKATI