Perbedaan Dan Relasi Antara Iman dan Pengharapan Perlu Orang Percaya Ketahui

Mysavior- Banyak orang berkata bahwa Iman itu adalah percaya pada sesuatu yang tidak bisa kita lihat. Namun berharap juga memiliki makna serupa secara general yaitu berharap pada situasi yang tidak bisa dilihat dan kemungkinan bisa terjadi atau tidak. 


Secara mendalam akan dijelaskan pada sesi ini mengenai kedua item tersebut.

Iman dan pengharapan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan begitu saja. Sebab iman (percaya, to trust) harus selalu disertai dengan menaruh pengharapan (mempercayakan, to believe) kepada sesuatu yang diimani.

Sedangkan pengharapan (mempercayakan diri) dapat dilakukan jika seseorang memiliki iman (kepercayaan) kepada sesuatu. Pengharapan harus didasarkan kepada sesuatu yang dipercayai. Iman menolong orang percaya untuk memiliki pengharapan. Sedangkan pengharapan menolong orang percaya untuk semakin beriman.

Iman yang penuh pengharapan, mampu melihat segala sesuatu melampaui penglihatan dunia. Bagi orang beriman, ketika ia melihat kenyataan dunia dengan segala macam persoalannya; adanya gempa bumi yang menghancurkan, adanya kejahatan yang menyakitkan, adanya terorisme di mana-mana; tidak dapat memberikan alasan dan tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak berpengharapan. 

Dengan iman, orang percaya dimampukan untuk melihat kenyataan dunia dengan cara pandang dan hasil pandang yang berbeda (memi/iki harapan) walaupun dunia penuh dengan persoalan. Sebab segala macam persoalan dunia tidak akan menghapuskan dan menghancurkan tujuan Allah terhadap dunia. "Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-ma/aikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makh/uk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita"

(Roma 8:38-39).
Iman yang disertai dengan pengharapan, pengharapan yang didasarkan pada iman:


1. Memberikan kekuatan kepada kita, bahwa Allah bekerja dan tetap bekerja.
2. Memberikan keyakinan kepada kita, bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya.
3. Memberikan keyakinan kepada kita, bahwa hidup itu selalu ada di dalam kendali Allah.
4. Memberikan keyakinan kepada kita, bahwa dalam kendali Allah, segala sesuatu akan baik adanya.
5. Memberikan keyakinan kepada kita, untuk semakin percaya dan mempercayakan diri kepada Allah.

Berbicara tentang hubungan iman dan pengharapan adalah berbicara tentang hubungan antara keinginan-keinginan manusia dan sikap, tindakan manusia kepada Allah, serta bagaimana manusia memperhatikan hal-hal yang utama di dalam kehidupannya.

Hidup dalam pengharapan adalah hidup dalam usaha untuk mendapatkan, meraih, memiliki apa yang paling baik. "Apa yang paling baik adalah sesuatu yang lebih dari apa yang sebelumnya sudah ada, apa yang sebelumnya sudah dimiliki.

Misalnya, kalau kita dapat nilai 5 (lima), maka hidup dalam pengharapan adalah meraih dan mencapai nilai 6, atau 7, atau 8, atau 9, dan sebagainya. Kalau saya mempunyai 3 orang teman, maka hidup dalam pengharapan adalah meraih dan mencapai 4, atau 5, atau 6, atau 7, atau.... , dan sebagainya. Kalau saya memiliki 5 orang musuh, maka hidup dalam pengharapan adalah mengurangi musuh menjadi 4, kemudian 3, kemudian 2, kemudian 1, kemudian 0, kemudian menambah teman 1 lagi, lalu lagi lalu 4 lagi, lalu 5 lagi, dan seterusnya. Dengan berkurangnya musuh, maka bertambah pulalah teman. ltulah hidup dalam pengharapan.

Apakah mungkin manusia bisa menjalankan harapan dan pengharapannya seperti itu? Jika kita mengingat Roma 8:28, maka harapan dan pengharapan sepefti itu bukanlah hal yang mustahil bagi manusia, "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagj mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." Artinya, di dalam hubungan dan kasih kepada Allah, manusia akan sanggup memiliki pengharapan dan meraih harapan-harapannya. Di dalam Allah, manusia dimampukan untuk terus menerus mencapai dan meraih apa yang semakin baik dalam hidupnya dan bagi hidupnya, karena Allah mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi-Nya.

Bagi orang yang mengasihi Allah, maka apa yang dipikirkan dan direncanakan adalah segala sesuatu yang baik. Bagi orang yang mengasihi Allah, maka apa yang diharapkan adalah segala sesuatu yang baik. Bagi orang yang mengasihi Allah, apa yang ingin didatangkan adalah segala sesuatu yang baik. Dengan demikian, jika manusia semakin menjauhkan dirinya dari Allah, pada dasarnya manusia menjauhkan diri dari harapan-harapannya. Dengan menjauhkan diri dari Allah, manusia semakin menjelaskan kebodohannya dan kemalangannya. Karena manusia menjauhkan diri dari Allah, yang adalah sumber kebaikan dan yang mampu memberikan kebaikan kepada manusia.

Tidak ada kemampuan bagi manusia untuk merancang dan meraih apa yang baik dan semakin baik, karena kebaikan yang berasal dari Allah tidak ada pada dirinya.

Tuhan Yesus Memberkati dan Mengasihi Anda Senantiasa.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »