Menurut Para Teolog ! Memahami Rerelevansi Antara Masalah, Penderitaan, Kesulitan Dan Kehidupan Dalam Kehidupan Manusia

Mysavior-"Kadang kala hidup itu keras, sekeras baja. Hidup mempunyai masa suram dan menyiksa. Bagaikan air tetap mengalir di sungai, hidup juga mempunyai musim kemarau dan musim hujan. Seperti musim yang senantiasa berubah, hidup mempunyai kehangatan, musim panas yang menyegarkan dan kesejukan musim dingin yang menusuk. Tetapi kita berupaya bangkit kembali dari kecewa ke gembira dan mengubah penderitaan yang gelap gulita dan sunyi sepi menjadi jalan terang benderang menuju arah ketenangan jiwa." (Martin Luther King Jr.).

Setiap orang tidak ingin menderita, tidak ingin mengalami kesulitan, tidak ingin menghadapi masalah, tidak ingin memiliki persoalan, dalam hidup, dan kehidupannya. Tetapi setiap orang bisa mengalami penderitaan, bisa mengalami kesulitan, bisa menghadapi masalah, bisa memperoleh persoalan. Hanya orang mati saja yang tidak mungkin menghadapi masalah, persoalan, kesulitan, dan penderitaan. Masalah, persoalan, kesulitan, penderitaan adalah tanda adanya kehidupan, kehidupan di tengah-tengah dunia yang dikuasaiolehdosa. Jikademikian, masalah, penderitaan, kesulitan, persoalan seharusnya tidak boleh menjadi masalah, karena dunia ini dikuasai oleh dosa.

Mari kita renungkan pernyataan berikut ini :

1. Dr. Norman Vincent Peale, mengatakan, "Jika kita mengkajinya dengan teliti, masalah akan memberikan peluang bagi orang yang menghadapinya. Jika seseorang mampu menyesesaikan masalah-masalah yang ada di dalam hidup dan kehidupannya, makaiaakan mendapatkan sesuatu yang baikdan berharga untuk hidup dan kehidupannya. "

2. N.K. Bose (ahli antropologi India terkemuka) mengatakan, "Rahasia kehebatan Gandhi bukan terletak pada tiadanya kelemahan atau ke catatan insani, tetapi pada kegelisahan jiwa, usaha gigih yang tiada henti, dan semangat keterlibatannya dalam masalah-masalah kemanusiaan sedunia." Suka tidak suka, senang tidak senang, siapa tahu tidak siap, sanggup atau tidak sanggup, mau atau tidak mau, setiap orang akan menghadapi masalah, kesulitan, penderitaan, walaupun hal-hal seperti itu.memang tidak diharapkan.

Oleh sebab itu, hal yang terpenting bagi manusia dalam membicarakan tentang persoalan penderitaan adalah, bagaimana ia harus menghadapi dan memaknainya.


3. " (Rabai Joseph B. Soloveitchik, dalambukuBilli P.S. Lim, Berani Gagal, Jakarta: Pustaka Delapratasa, 1996, hal. 169-183) "Penderitaan datang untuk memuli akan manusia, membersihkan pikiran dan keangkuhan dan kepicikan, dan memperluas wawasan. Secara ringkas, tujuan penderitaan ialah untuk memperbaiki apa yang rusak pada kepribadian seseorang.


Makna penderitaan terletak pada peranannya untuk mendekatkan manusia kepadaTuhan. Mengajarkan kepadak ita membentuk kekuatan pada saat kita mengalami kelemahan. Mengajarkan keberanian, ketika kita merasa takut. Mengajarkan kita menjadi bijaksana, ketika segala sesuatu nampak tidak berpengharapan. Mengajarkan kepada kita apa yang perlu diraih dan apa yang perlu dilepaskan, ketika kita merasa tidak sanggup lagi untuk menghadapinya.

Jangan berpikir buruk tentang penderitaan, kesulitan, masalah, persoalan. Biarkan penderitaan, kesulitan, masalah, persoalan berlalu, tetapi hadapi dengan bijaksana. Ada sebuah cerita yang patut untuk direnungkan bersama- sama

Alkisah, pada suatu masa ada seorang ibu yang sedang berduka dan terluka karena anak lelaki tunggalnya meninggal dunia. Dalam keibaannya, ia pergi bertanya kepada seorang dukun bijaksana untuk mengetahui apakah ada doa dan jampiman teraajaib yang dapat menghidupkan anak lelakinya kembali. 


Si dukun tidak menyuruh pulang atau bercakap-cakap dengannya, tetapi berkata, "Bawakan aku sebiji benih sawi dari rumah yang tidakpernah mengenal duka. Kita akan menggunakannya untuk melenyapkan duka hidupmu. "


Setelah mendengar arahan, si ibu bergegas mencari benih sawi ajaib. Mula-mula sampai ke sebuah rumah besar, mengetuk pintu, lalu bertanya, "Hamba sedang mencari sebuah rumah yang tidak pernah mengenal duka. Apakah ini rumah yang dimaksud? sekali bagi hamba."

Mereka menjawab, "Ibu datang ketempat yang salah." Lalu mereka menceritakan segala hal-hal tragis yang telah menimpa mereka.

Wanita itu lalu berpikir, "Siapakah yang lebih mampu membantu orang- orang yang tidak bernasib baik selain dari aku yang telah mengalami duka sendiri dan dapat memahami perasaan mereka?"

Kemudian ia singgah untuk menyenangkan serta menenangkan hati mereka dan berjalan lagi untuk mencari rumah yang tidak pernah mengenal duka. Meskipun begitu walau kemana ia pergi, baik di pondok reot ataupun ke istana, tidak ada satupun yang tidak mempunyai kisah sedih atau nasib malang. Akhirnya ia terbiasa mendengar kisah duka orang lain dan menyenangkan hati mereka sehingga lupa tentang usahanya mencari benih ajaib – tanpa menyadari bahwa ia telah melenyapkan duka dari hidupnya.

4. BilliP.S. Lim, Berani Gagal, Jakarta: Pustaka Delapratasa, 1996, hal. 169-183). '' dalam keberhasilan bukanlah sekedar diukur dari berapa banyak yang sudah didapatkan, diperoleh seseorang, tetapi didasarkan pada seberapa mampu seserang menghadapi kesulitan, kesukaran, tantangan yang menghadangnya, ketika ia ingin mencapai keberhasilan hidupnya.

Ombak laut dan angin rebut memungkinkan seorang pelaut menjadi pelaut yang sukses dan gagah berani. Layang-layang akan dapat terbang tinggi ketika ia berhadapan dan mau menghadapi (bukan mengikuti) angin yang kencang (bukanangin yang sepoi-sepoi). Selama hidup masih diberikan kepada kita dan kehidupan masih dapat kita jalani, kita akan menghadapi penderitaan, kesulitan, kesukaran, persoalan, masalah, dan sebagainya.

Orang yang mau dan mampu menghadapi persoalan, kesulitan, kesukaran, akan memiliki kualitas hidup yang berbeda, dibandingkan dengan orang-orang yang melarikan diri dari penderitaan, masalah, kesulitan hidup. Apa mungkin orang bisa melarikan diri? Brian Adam mengatakan, "Kesukaran adalah peluang untuk memperbaiki keadaan, merupakan batu loncatan ke pengalaman yang lebih besar dan lebih baik. Barang kali suatu hari nanti Anda akan bersyukur berkat kegagalan sementara dalam kondisi tenentu. Sebagai hukum alam, apabila sebuah pintu tenutup, pintu lain akan terbuka. Ini mestiya berlaku untuk memastikan keseimbangan dalam kehidupan."

Tuhan Yesus Memberkati

Share this

Related Posts

Latest
Previous
Next Post »