Pengharapan Yang Ideal Versus Fantasi Dalam Kehidupan Spiritual

Mysavior- Pernahkah kamu membayangkan usaha yang dilakukan oleh August Dvorak dalam menciptakan susunan letak huruf-huruf dalam keyboard (computeratau mesin ketik), yang kita pakai sekarang ini? Pada mulanya, ia memulai dari sebuah "harapan", bahwa ia ingin agar manusia memiliki sebuah alat, yang memudahkannya untuk menulis. 


Yang dilakukan pertama kali adalah, meneliti seberapa sering sebuah huruf dalam abjad bahasa Inggris digunakan. Oleh karenanya, ia berusaha untuk menempatkan huruf (huruf-huruf) itu pada tempat yang mudah dijangkau.

August Dvorak memulai sesuatu dari nol, tetapi ia mengejar sesuatu itu sampai pada titik "yang ideal", karena ia memiliki pengharapan atas kehidupan umat manusia.

Hidup dalam pengharapan adalah hidup dalam usaha untuk mencapai apa yang ideal". Mungkinkah? Kenapa tidak? Satu hal yang harus dipahami, bahwa hidup dalam apa "yang ideal" adalah hidup dalam sebuah atau suatu "pengharapan". Memulai dari titik "yang ideal" bukan berarti bahwa kita akan betul-betul dapat mencapai apa "yang ideal" itu, sebab apa "yang ideal" adalah sebuah proses pencapaian sebuah hasil yang tidak akan pernah berhenti, sampai manusia mencapai batas akhir dalam kehidupannya di dalam dunia, yaitu kematian. Apa "yang ideal" menjadi penting bagi manusia, sebab dengan itu "yang ideal" manusia dapat ditolong dan didorong untuk menjalankan hidup dan kehidupannya dengan semakin baik, semakin benar, semakin bertanggung jawab, semakin menuju harapan yang dicita-citakannya.

Dengan apa "yang ideal" manusia didorong dan ditolong untuk memiliki pengharapan hidup dan kehidupanya.

Menciptakan sesuatu "yang ideal" tidak sama dengan menciptakan sebuah fantasi. Apa "yang ideal" adalah sesuatu yang ingin dicapai, yang didasarkan pada berbagai macam pertimbangan yang rasional (masuk akal).

Apa "yang ideal" selalu memiliki keterbatasan, yang menjelaskan tentang "apa yang mungkin atau tidak mungkin dan apa yang dapat atau tidak dapat dicapai oleh seseorang." Sedangkan fantasi, sifatnya cenderung sangat tidak terbatas, dan sulit untuk dicapai, karena keterbatasan-keterbatasan manusia.

Kadangkala, fantasi hanya menjadi sebuah mimpi yang terlalu tinggi untuk dicapai. Contoh, "aku ingin bisa terbang sepefti burung rajawali." Ini sebuah fantasi. Berbeda dengan, "aku ingin menciptakan sesuatu (alat), yang membuat aku bisa terbang tinggi seperti burung rajawali." Ini yang disebut sebagai sesuatu "yang ideal". Sebab di dalamnya ada harapan yang mungkin atau dapat tercapai, ada harapan yang masuk akal, walaupun manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan. Dan kenyataannya, apa "yang ideal" itu sudah terbukti dapat dicapai oleh manusia. Manusia dapat terbang tinggi dengan alat ciptaannya, bukan dirinya sendiri terbang tinggi.

Sesuatu "yang ideal" akan dapat menolong kita untuk tidak tersesat dalam perjalanan. Sesuatu "yang ideal" akan memberikan arah pada perjalanan hidup kita. Sesuatu "yang ideal" akan menolong seseorang menghadapi berbagai rintangan dalam hidup dan kehidupannya.


Coba bedakan, mana yang disebut sebagai "yang ideal" dan yang fantasi", berikan alasanmu:

1. Menghapuskan hukum tertulis yang melarang orang merokok di tempat pengisian bahan bakar minyak (BBM).
2. Membuat peraturan, bahwa anak sekolah harus masuk sekolah pukul
3. Melarang anak sekolah merokok di lingkungan sekolah.
4. Melarang Kepala Sekolah untuk memimpin sekolah,
5. Menganjurkan guru untuk merokok di dalam kelas.
6. Menganjurkan siswa untuk berpacaran di dalam kelas.

Apa "yang ideal" belum tentu menjadi sesuatu yang memuaskan dan menjadi tujuan akhir dalam kehidupan manusia. Misalnya, ketika seseorang mengharapkan mendapatkan kekayaan sebagai sesuatu "yang ideal", dan ternyata kekayaan itu tidak memberi mereka kebahagiaan, maka orang akan mengalami kekecewaan dalam hidupnya. Artinya, apa "yang ideal" ternyata tidak selalu (bisa) menjadi tujuan akhir perjalanan hidup manusia.

Apa "yang ideal" (mendapatkan kekayaan) itu ternyata mendorong manusia untuk memikirkan dan mengejar tentang apa "yang ideal" lainnya. Apa "yang ideal selalu menjadi sesuatu yang tidak pernah berhenti pada satu tempat, satu keadaan, satu suasana, satu situasi, satu kondisi tertentu. Apa "yang ideal" menolong dan mendorong seseorang untuk mencapai apa "yang ideal" selanjutnya atau berikutnya. Oleh sebab itu, hidup dalam harapan adalah hidup yang selalu mencari apa "yang ideal" secara terus-menerus. Hidup yang tidak hanya puas pada satu kondisi, satu keadaan, satu situasi, satu suasana, tertentu saja, tetapi hidup yang selalu mencari hal-hal yang lain, hal-hal yang baru.

Tuhan Yesus Memberkati Dan Mengasihi Anda Selamanya

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »