Tetapi jawab Tuhan kepadaku : “cukuplah kasih karunia-ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku. (2 Korintus 12 : 9)
Adalah seorang tentara yunani. Tentara ini mempunyai penyakit kanker yang membuatnya sering mengalami kesakitan, seolah kesakitan itu akan membawanya kepada kematian. Untuk melupakan rasa sakitnya dan merasa bahwa usianya tidak lama lagi, ia sangat bersemangat untuk di kerim kemedan perang. Ia menjadi seorang tentara yang sangat berani melebihi kawan-kawannya, bahkan ia tidak pernah takut berada di garis depan; ia tidak takut mati. Sebab ia tengah situasi yang genting dan tegang dalam peperangan, ia dapat melupakan “sejenak” akan rasa sakit dan kematian yang merdeka.
Suatu kali seorang dokter berhasil menyembuhkannya, sehingga tentara itu bebas dari segala siksaan sakitnya. Ia telah sembuh. Ia juga mendapatkan hadiah dan penghormatan karena jasa-jasanya yang besar dalam peperangan. Apa yang terjadi kemudian ? ia tidak lagi muncul sebagai tentara yang tangguh dan dan berani serta takut mati ; namun ia lebih sering terlihat duduk di balik meja yang bagus, dengan perut yang menguncit.
Sebab perjuanganya yang dahulu telah membuat ia berhasil menikmati kedudukan/jabatan yang baik, gaji yang baik serta ia sekarang memiliki rumah tangga dengan istri dan anak-anaknya. Peperangan tidak lagi menjadi pikiran dan semangatnya, sekarang kenikmatanlah yang selalu ia hadapi, perut yang gendut dan jalan yang lamban.
Begitupun terkadang dalam kehidupan orang percaya, saat “masalah datang” maka kita akan bersemangat untuk bertempur, tapi manakala masalah sudah terlewati, dan kenikmatan datang seringkali membuat kita terlena. Sebab kenikmatan membuat kita “buncit”, sehingga “kaki-kaki iman” kita akan lambat untuk berjalan dan jangan-jangan timbunan banyak lemak penyakit rohani sedang kita idap, dan cepat atau lambat, pasti akan membawa kepada “kebinasaan”.
Itu sebabnya, besyukurlah selalu mana kala Tuhan membawa kita kemedan peperangan, sebab Ia ingin kita menjadi tentara-tentara-Nya yang tangguh dan gagah berani. Biarlah akhir dari seluruh peperangan hidup ini tidak diakhiri dengan berada “di balik kenikmatan yang membawa pada kebinasaan” namun berakhir dengan nama yang harum sebagai
Tentara Kerajaan Sorga dan tetap dalam iman yang gigih sampai saat terakhir.
TUHAN YESUS MEMBERKATI