Berpengharapan = Mendapat Janji Dari Allah Dan Akan Dijamu-Nya Di Kerjaan Surga Jika Pelita Pengharapanmu Terus Menyala

Mysavior- Hidup Berpengharapan sebagaian besar orang menganggapnya sebagai standar dunia saja sehinga ketika mengharapkan sesuatu tak pernah terwujud dan diterima, sebab berharap pada dunia pada hakikatnya tidak memberi kepastian sama sekali, justru setiap insan acapkali berkata dalam pengharapannya yaitu sebuah ungkapan “mudah-mudahan” akan terjadi.


Ada beberapa contoh sikap dan tindakan hidup dalam pengharapan yang disaksikan oleh Alkitab:

1. Matius 25:1-13; cerita 10 anak dara; menceritakan tentang 5 orang anak
dara, yang setia menanti dalam pengharapan, dengan menjaga agar pelitanya tidak padam.
2. Kesaksian kotbah di bukit, Matius 5:3-12; yang menyaksikan tentang pengharapan kristiani, bahwa yang berbahagia adalah mereka yang berjuang untuk mencapai kebenaran Allah. Mereka yang mendapåt janji akan dijamu di dalam Kerajaan Surga.

Hidup dalam pengharapan adalah sikap dan tindakan hidup yang percaya akan datangnya langit dan bumi yang baru. Sikap dan tindakan pengharapan ini didasarkan pada kuasa kebangkitan Kristus (l Korintus 15:14). Langit dan bumi yang baru adalah suasana hidup dimana segala sesuatu diperbarui oleh kuasa kebangkitan Kristus (Il Petrus 3:13). Hidup dalam pengharapan adalah sikap dan tindakan hidup yang terus-menerus berjuang menuju kesempurnaan Allah. Hidup dalam pengharapan adalah hidup yang terus memandang ke depan, kepada rencana Allah. Hidup dalam pengharapan adalah hidup yang terus-menerus mau memperjuangkan keadilan Allah, kesejahteraan manusia, memberantas segala macam penyakit, dan kebodohan. Hidup yang mengusahakan dan menyatakan syaloom, Kerajaan Allah.

Hidup dalam pengharapan adalah bukan sikap hidup yang melarikan diri dari kenyataan kesulitan hidup sehari-hari. Hidup dalam pengharapan adalah hidup mengatasi kesulitan hidup dengan memperjuangkan tenuujudnya keadilan dan kebenaran Allah, memberi harapan yang nyata kepada manusia dan dunia.

Hidup dalam pengharapan adalah bukanlah hidup yang pesimis terhadap dan menghadapi perkembangan dunia masa kini. Perkembangan dunia justru menjadi alat picu, yang menantang dan mendorong orang percaya untuk mewujudkan pengharapan imannya.

Alkitab menceritakan sebuah kisah yang menarik, tentang 2 (dua) orang pemuda yang berpengharapan. Mereka berpengharapan, bahwa Allah akan terus bekerja untuk umat-Nya. Dalam I Samuel 14, diceritakan dengan sangat jelas, bagaimana bangsa Israel atau pasukan Israel ada dalam keadaan yang menyedihkan. Kereta perang orang Filistin lima kali lebih banyak dari jumlah pasukan Israel. Raja Saul sudah kehilangan kendali, melihat kenyataan itu.

Semua tukang besi bangsa Israel sudah ditangkap oleh bangsa Filistin, sehingga bangsa Israel tidak mungkin lagi menambah jumlah senjata perangnya. Orang-orang Israel, pasukan Israel sedang menantikan kematiannya.


Dalam situasi yang tidak berpengharapan itu, ada Yonathan, anak Saul. la tidak berbuat lain kecuali menghimpun semangat untuk memiliki pengharapan. la mengusulkan pada seorang pemuda (yang membawakan senjatanya) untuk memeriksa pasukan Filistin, dengan harapan, "Mungkin TUHAN akan bertindak untuk kita, sebab bagi TUHAN tidak sukar untuk meno/ong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang" (l Samuel 148.6b). ltulah pengharapan. Bagi orang percaya, pengharapan bukanlah kebodohan. Pengharapan adalah hakikat hidup orang percaya, "Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik daripada Singa yang mati" (Pengkhotbah 9:4).

Tuhan Yesus Memberkati Dan Mengasihi Anda Senantiasa.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »