Pada masa kini, ada banyak pernikahan langgeng. Banyak pasangan suami-istri yang tidak harmonis, bahkan berakhir dengan penceraian. Mengapa banyak pernikahan yang lemah dan rentan? Penyebab utamanya adalah karena banyak pernikahan yang tidak didirikan berdasarkan prinsip kerajaan Allah.
Apakah pernikahan berdasarkan prinsip kerajaan Allah ?
1. PERNIKAHAN ADALAH SEBUAH PERJANJIAN ILAHI (COVENANT) (Maleakhi 2:14-15)
2. PERNIKAHAN HARUS DIPELIHARA MELALUI TINDAKAN PENYATUAN (Matius 19:5-6)
Walaupun pernikahan adalah sebuah kesatuan daging (covenant), namun harus ada tindakan penyatuan antara suami dan istri:
1 Jiwa : melalui komunikasi yang jujur dan terbuka
1 Tubuh : melalui sex dan kemesraan
1 Visi : melalui pelayanan bersama
1 Keuangan : melalui pemilikan bersama
3. PERNIKAHAN BERJALAN NORMAL, JIKALAU MASING-MASING MENGEMBAN TANGGUNG JAWAB(Efesus 5:22-30.
Pernikahan akan berjalan normal apabila masing-masing (suami dan istri) dapat melakukan tanggung jawabnya sesuai dengan Firman Tuhan:
Suami : Memimpin dan mengasihi (sebagai kepala = sumber)
Istri : Tunduk / hormat (sebagai penolong)
Bila kita mempraktekkan hubungan perjanjian (covenant) dalam pernikahan maka pernikahan kita tidak akan pernah hancur. (Efesus 5:32-33)
DISKUSI KELOMPOK / PRAKTEK:
1. Seperi apakah pernikahan itu digambarkan? (Efesus 5:32-33)
2. Bagaimanakah cara memelihara kesatuan daging (covenant yang sudah diberikan oleh Tuhan diantara suami istri? (matius 19:5-6)
3. Apakah tanggung jawab suami dan istri di dalam pernikahan? (Efesus 5:22-30) Diskusi!
NB:
Bila anda telah bercerai dan menikah lagi sebelum anda mengerti prinsip-prinsip ini, berfokuslah untuk ke masa depan. Permaikilah generasi berikutnya (anak-anak). Anda dapat menghubungi gembala jemaat (gembala pernikahan) anda untuk mendapat bimbingan.
PRAKTEK:
Adakanlah pemberesan (pengakuan dan pengampunan) bila suami istri saling melukai sebelumnya. Perbaikilah pernikahan yang ada dengan mempraktekkan ketiga prinsip (covenant, penyatuan dan tanggung jawab)!
AYAT HAFALAN:
“Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.”
RENUNGAN PRIBADI SETIAP HARI
Hari 1 : Maleakhi 2:13-16
1. Orang – orang israel menangis oleh karena Allah tidak lagi menerima persembahan mereka. Oleh karena apakah Tuhan tidak berkenan kepada persembahan mereka? (ayat 13 – 14
2. Seperti hubungan yang bagaimanakah itu dihadapan Allah?
Apakah yang dikehendaki dari hubungan tersebut (ayat 15)
3. Hal apakah yang dibenci oleh Allah? (ayat 16)
NB:
Pernikahan adalah hubungan manusia yang paling dekat, yang digambarkan sebagai hubungan satu daging edan satu Roh. Apabila pernikahan menjadi demikian, maka ia akan menghasilkan anak-anak ilahi.Pernikahan bukanlah hubungan kontrak yang biasa, tetapi hubungan sedaging dan seroh yang disebut perjanjian (covenant). ( Maleakhi 2:14-15)
Hari 2: 1 Korintus 7:1-5
1. Hal apakah yang dianggap baik bagi seorang laki-laki? (ayat 1). Namun bahaya apakah yang perlu dipertimbangkan? (ayat 2)
2. Hal apakah yang harus dipenuhi oleh suami – istri? (ayat 3).prinsip apakah yang harus diterapkan dalam memenuhi kewajiban (seks) tersebut? (ayat 4).
3. Apakah nasihat firman Tuhan bagi pasangan suami – istri? (ayat 5).
NB:
Ayat 1 dan 2 berlaku bagi orang yang belum pernah menikah atau orang yang duka karena istrinya telah meninggal dunia. Suami – istri harus saling melayani dalam hal hubungan seksual. Mereka tidak boleh saling berpisah lama, kecuali atas persetujuan bersama dan untuk waktu sementara saja.Seks diberikan oleh Allah kepada suami – istri untuk saling melayani dan memberi, bukan untuk mengambil. (1 Korintus 7:4)
Hari 3: Matius 19:1-9
1. Pertanyaan apakah yang diajukan oleh orang-orang farisi untuk mencobai Yesus? (ayat 1-3)
2. Apakah jawaban Yesus atas pertanyaan tersebut? Bolehkah pernikahan diceraikan oleh manusia?(ayat 4-6 )
3. Pertanyaan apalagi yang diajukan orang-orang farisi sebagai dalih (alasan)?
(ayat 7). Apakah jawaban Yesus atas pertanyaan tersebut? Mengapa Allah membiarkan (mengijinkan) perceraian? (ayat 8). Apa akibat dari perbuatan menceraikan istri? (ayat 9)
NB:
Perzinahan di dalam perjanjian lama akan mengakibatkan kematian (dilempati batu). Namun di dalam perjanjian baru, Yesuslah yang telah mati bagi pasangan yang berzinah tersebut. Itu sebabnya, walau pun pasangan kita melakukan perbuatan perzinahan, haruslah diampuni pernikahan adalah hubungan kasih yang tanpa syarat, seperti Kristus yang mengasihi kita orang yang berdosa. (Efesus 5:31-33). Jadi, tidak ada alasan apapun untuk menceraikan pasangan kita. Satu-satunya penyebab perceraian adalah kekerasan hati (tidak mau mengampuni).Penyebab satu-satunya perceraian adalah kekerasan hati, karena itu praktekkanlah pengampunan setiap hari.
Hari 4 : 1 Korintus 7:12-16
1. Apakah nasihat Kristus buat orang-orang percaya yang memunyai pasangan (suami- istri) yang belum percaya? (ayat 12-13). Mengapa? (ayat 14)
2. Apakah yang harus dilakukan, bila pasangan yang tidak percaya mau menceraikan yang tidak percaya? (ayat 15)
3. Apakah rencana Tuhan buat orang yang pasangannya belum percaya? (ayat 16)
NB:
Orang percaya tidak boleh menceraikan pasangannya, bila pasangan yang belum percaya tetap mau hidup bersamanya. Tetapi bila pasangan yang tidak percaya menceraikannya, maka ia tidak terikat lagi.
Bolehkah ia menikah lagi ?.......
Alkitab tidak menyatakan boleh atau tidak! Hal itu tergantung keadaan. Yang penting adalah bahwa Allah memanggil kita untuk berdamai. Artinya jangan menikah lagi apabila pasangan yang belum percaya masih mempunyai kmungkinan untuk kembali.
Mengapa? …..Karena Allah mau memakai pasangan yang sudah percaya untukn menyelamatkan pasangan yang belum diselamatkan tersebut (ayat 16).Allah mau memakai pasangan yang sudah percaya untuk menyelamatkan pasangan yang belum percaya. (1 Korintus 7:15-16)
Hari 5: 1 Petrus 3:1-7
1. Apakah perintah Tuhan bagi seorang istri? Apakah akibat ketaatan seorang istri? (ayat 1-2)
2. Perhiasan-perhiasan apakah yang akan membuat seorang istri menjadi “Cantik” di hadapan Tuhan dan suaminya? (ayat 3-6)
3. Apakah perintah Tuhan bagi seorang suami? Apakah yang terjadi bila suami tidak taat kepada perintah tersebut? (ayat 7)
NB:
Keberhasilan seorang suami tergantung kepada doanya. Keberhasilan doa seorang suami tergantung kepada sikap dan tindaknnya terhadap istri.Keberhasilan seorang suami ditentukan oleh doanya, dan keberhasilan doanya ditentukan oleh penghargaannya terhadap istri. ( 1 Petrus 3:7)
Hari 6: Mazmur 128:1-6
1. Apakah syarat-syarat yang diperlukan untuk menjadi suami (pria) yang diberkati? (ayat 1)
2. Apabila seorang suami memenuhi syarat-syarat tersebut, berkat apakah yang akan dialami oleh dia, keluarga dan lingkungannya?
-- suami (ayat 2).
-- Istri (ayat 3a).
-- Anak-anak (ayat 3b).
-- Geraja (sion), kota (Yerusalem) dan bangsa (Israel). (ayat 4-6).
NB:
Berkat dicurahkan oleh Allah melalui seorang pria (suami), yang takut akan Tuhan dan sangat suka perintahnNya. Berkat itu mengalir dari dirinya kepada anak, istri, gereja, kota bahkan bangsanya.Semakin takut akan Tuhan dan taat seorang pria, semakin diberkati dan menjadi berkatlah dia (Mazmur 128:1-6
Hari 7 : Efesus 5:22-33
1. Rahasia besar apakah yang terdapat dalam sebuah pernikahan ( ayat 31:33)
2. Berdasarkan rahasia tersebut, bagaimanakah seharusnya seorang istri memperlakukan suaminya? (ayat 22-24).
3. Berdasarkan rahasia tersebut, bagaimanakah seorang suami memperlakukan istrinya? (ayat 25-31).
NB:
Pernikahan adalah gambaran dari hubungan kristus dengan gereja (JemaatNya). Karena itu, rahasia untuk keberhasilan menjadi suami-istri adalah mencontoh hubungan Kristus dengan gerejanNya. Hubungan tersebut disebut hubungan perjanjian (covenant). Covenant tidak boleh berakhir oleh karena alasan apapun kecuali oleh kematian.Rahasia keberhasilan dalam hubungan pernikahan adalah mencontoh hubungan Kristus dengan jemaat. (Efesus 5:32-33)
TUHAN YESUS MEMBERKATI