Setiap kita membutuhkan saat – saat “ melupakan” melupakan dalam hal ini adalah bukan melupakan saudara, keluarga, kolega atau pencipta kita ! bukan demikian ?” maksud melupakann disini ialah sesuatu yang membuat kita sudah terluka, tersakiti atau dikambing hitamkan orang lain dan hingga pada akhirnya terjadi penyimpan amarah, benci bahkan dendam membara terus menjadi teman provokasi hidup kita untuk membalasnya.
Bacalah kutipan di bawah ini untuk memperkuat dan menyadarkan kita pentingnya melupakan !
Manakala orang menyakiti kita, lalu meminta maaf, di bibir mungkin kita mengampuni mereka. Namun, bagai anjing yang tak mau melepaskan tulang dimulutnya, terkadang kita juga membiarkan pikiran kita terus “mengunyah” penghinaan yang pernah terjadi di masa lalu.
Dalam 1 Korintus 13 : 5, paulus menyatakan bahwa kasih “tidak menyimpan kesalahan orang lain.” Di sini ia menggunakan istilah akuntansi yang menggambarkan pencatatan angka-angka. Kasih melakukan sebaliknya tidak menyimpan catatan kesalahan. Kasih justru mamaafkan dan menolak menyimpannya di dalam buku.
Jika anda ingin mengingat-ingat sesuatu, berarti anda memikirkan kembali hal itu berulang-ulang. Seorang anak memeriksa kembali ejaan kata-katanya; seorang aktris menghafalkan kata-kata yang harus diucapkannya; anda mengingat-ingat nama orang yang ingi anda ingat. Namun, kasih dengan sengaja dan sadar melepaskan dan menyerahkan luka lama yang ada kepada Allah.
Ada sebuah komentar tentang seorang pemimpin rohani, demikian bunyinya: “ ia tak pernah melupakan penghinaan yang ditunjukan padanya, dan itu merupakan kelemahannya yang mendasar. Mungkin ia telah melupakannya untuk sementara waktu, tetapi ia memberi kesan bahwa ia masih selalu mengingat peristiwa tersebut.”
Sebaliknya, ketika pendeta metodis william sangster mengirim kartu-kartu natal, seorang sahabatnya mengenali nama pada salah satu kartu tersebut dan berkata, “apakah kamu tidak ingat bagaimana ia menghinamu ?” sangster menjawab, “oya, saya ingat, tetapi saya juga ingat untuk melupakannya.” Mari kita ikuti teladannya.
Kesimpulannya adalah : mari memberi dan menerima sesama dalam segala kekurangan, kesilafan atau bahkan telah menyakiti dan melukakan hati kita. Karena selama dendam itu ada maka selama itupulalah kita membencinya. Selama kita membencinya maka selama itupulah tingkap-tingkap langit tertutup dan selama langit tertutup maka selama itupula Allah tidak berkenan !
Tuhan Yesus memberkati ! Damai, Kasih dan Kesejahteraan adalah milik Allah dan diwarisi kepada kita, amin !